Hidup dinegara orang, dalam keadaan
tertekan dan penuh kesibukan, tak membuat BMI (Buruh Migrant Indonesia) Hong
Kong patah semangat dalam menuntut ilmu. Disela-sela waktu indahnya menikmati
liburan, mereka menyisihkan waktu untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa
melalui kegiatan organisasi.
Ar-rahmah, sebuah organisasi yang terdiri dari kumpulan
beberapa Muslimah Indonesia di Hong Kong, yang berdiri sejak tiga tahun lalu
dibawah jembatan di salah satu sudut taman Victoria Park, Causeway Bay.
Kegiatan dakwah mereka meliputi kajian kitab kuning ‘Safinatun Najjah’, belajar
tajwid, dan mengaji.
“Kami melakukan kajian rutin sabtu malam, melalui telpon,
pembimbingnya ustazd Indonesia, dalam satu waktu telpon bisa diconference
hingga lima atau enam orang, lalu minggunya baru disharingkan kebanyak anggota
Ar Rahmah,” Ujae Ely sang Ketua Ar Rahmah.
Kendala terbesar bagi pengurus Ar Rahmah, menurut penuturan
Ely adalah perbedaan pendapat.
“Kami sering adu argumen saat mencari solusi, namun
Alhamdulillah semua dari kami mampu membuang ego dan bisa lapang menerima tiap
perbedaan, sehingga kami selalu mendapat pemecahan dari segala permasalahan
yang menyangkut keorganisasian,” jelas wanita asal Cilacap tersebut.
Rokiah, sekertaris Ar Rahmah punya cerita unik mengenai
kiprah dakawahnya. Selain mengaji, mereka juga ikut bergulat melawan gerakan
pemurtadan.
“Tantangan dakwah yang cukup berat bagi kami adalah saat
terbentur kasus pemurtadan, sebagai upaya mencegah gugurnya akidah, maka kami
adakan pembinaan seperti ini, dan kami juga membuang pintu seluas-luasnya bagi
siapa yang ingin ikut belajar bersama kami,” ujar Rokiah kepada
hidayatullah.com.
Yang tak kalah megagumkan dari para Muslimah ini adalah, di
balik kelembutan hijab yamg dikenakan, mereka bisa tampil garang dan penuh
keberanian bila memperjuangkan hak-hak buruh yang ditindas pemerintah
Indonesia.
Ar Rahmah selalu tampil bersama GAMMI (Gabungan Migrant
Muslim Indonesia) dan ATKI (Aliansi Tenaga Kerja Indonesia dalam menggalang
aksi demonstrasi memprotes konsulat Indonesia.
“Amar ma’ruf nahi munkar adalah tujuan kami,” ujar Ely.
“Saya sangat menyukai aksi-aksi yang diadakan GAMMI,
semangat membela dan memperjuangkan hak-hak BMI yang terampas pemerintah adalah
suatu bentuk aksi yang memberi nilai lebih bagi prestasi gemilang BMI,” ujar
Ibu satu anak itu menjelaskan.
Sebuah potret mengagumkan. Di tengah kesibukan mereka
mengumpulkan uang untuk keluarga, mereka masih juga masih menyempatkan dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar