Asyiknya Menulis Cerpen
Sudahkah
Anda jadikan menulis itu sebagai kebutuhan?
Yang bila tak dilaksanakan akan membuat jiwa anda tidak tenang. Bahkan dirasa
ada yang kurang dalam hari-hari Anda. Tak heran, sebab menulis merupakan salah
satu terapis kejiwaan. Dan saya sendiri sudah memperaktekkannya. Bagi yang suka
menulis, tentu hal seperti itu kerap dirasakan. Dan, termasukkah Anda orang
yang suka menulis? Entah itu cerpen ataupun tulisan apa saja. Kata suka
sengaja saya tebalkan, karena itu suatu hal yang sangat penting bagi seseorang
yang ingin menjadi penulis. Di mana bakat tak lagi menjadi modal utama agar
menjadi penulis yang sukses.
Tak
ubahnya dengan pekerjaan yang lain. Diperlukan rasa senang lebih dahulu dalam
menekuni bidang yang diambil. Kalau sudah suka, maka apapun rintangan dan
risikonya akan dihadapi. Umpamanya orang yang sangat suka memasak. Maka dia
akan belajar memasak entah lewat ibunya, neneknya, lewat televisi, ataupun
buku-buku resep. Atau bisa juga dia mencoba-coba sendiri resep untuk
menghasilkan masakan yang enak. Tapi dalam menulis, setelah mencoba-coba
sendiri, kita kudu belajar dalam membuat tulisan agar lebih baik. Apalagi bila
kita ingin tulisan kita dibaca oleh orang banyak, serta ingin dimuat di media.
Entah itu lewat majalah, koran, atupun berbentuk buku.
Seperti
hal nya
memasak, sebelum kita membuat suatu masakan
tertentu, kita perlu mengumpulkan bahan-bahannya terlebih dahulu. Dan
menentukan jenis masakan apa yang akan kita olah. Nah kalau di dalam menulis
cerpen, kita perlu menyiapkan judul, tema, plot cerita, kata pembuka, dan akhir
cerita. Bahkan kita juga perlu memikirkan seperti apa konflik dan karakter yang
akan kita ciptakan.
Banyak
orang yang mengatakan bahwa menulis itu sulit
dan sebuah pekerjaan yang serius. Padahal tinggal bagaimana kita menjalaninya.
Menurut hemat saya, semua bidang pekerjaan membutuhkan keseriusan dalam
mengerjakannya. Entah itu dokter, koki, polisi, pengacara, presiden, bahkan
tukang bersih-bersih sekalipun. Semuanya ingin hasil akhir kerjanya selesai
dengan sempurna, agar bisa terus eksis dalam pekerjaan yang ia lakoni. Sekali
lagi yang menentukan hanyalah suka atau tidak dia dengan pekerjaannya? Kalau
tidak suka, sudah pasti dia akan melakukannya dengan terpaksa. Dan bisa
ditebak, akan jauh hasilnya dari yang diminta..
Orang
yang memiliki bakat menulis tapi tidak suka menulis, maka dia
tidak akan pernah menjadi penulis. Sebaliknya, orang yang tidak punya bakat
sedikitpun dalam menulis tapi sangat suka menulis, dan mau terus belajar agar
tulisannya semakin hari semakin baik, suatu saat dia bisa menjadi penulis.
Apalagi kalau dia memiliki kedua-duanya yaitu punya bakat dan senang menulis.
Maka bisa dilihat suatu hari nanti dia akan menjadi penulis terkenal. Kalau
sudah punya nama, maka honorpun mengalir ke kantongnya dengan mudah. Kalau
sudah begitu, baru dia merasakan betapa asyiknya menjadi seorang penulis.
Asyiknya
menulis saya pribadi mengalaminya. Dan di sini
saya tidak bermaksud menggurui, tapi hanya ingin berbagi. Awal mulanya, saya
senang menulis puisi dan catatan harian saja. Di saat saya sedang mengalami
masalah. Baik ketika saya sedang sedih, yaitu saat kehilangan orang yang saya
cintai. Kedua Kakak lelaki saya meninggal dunia di usia muda karena kanker
hati. Dan di saat saya sedang rindu, ataupun sedang marah. Dan hati saya akan
terasa plong bila semua rasa itu saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Di samping
itu saya juga senang membaca buku juga majalah. Setiap saya membaca majalah,
pasti ada rubrik cerpennya. Karena saya begitu menyukai cerpen, maka setiap
cerpen selalu saya baca tuntas. Dari situ terbersit keinginan di hati saya,
kapan ya saya bisa menulis cerpen kayak gini ya? keinginan itu semakin lama
semakin mendesak.
Akhirnya
saya putuskan untuk belajar menulis cerpen
lewat buku-buku dan lewat cerita yang dibuat oleh orang lain.. Oh ya, selain
yang saya lakukan, kamu juga bisa ikut komunitas penulis seperti FLP atau yang
lainnya, sebab sangat baik bagi para penulis pemula. Di sana kamu akan
diajarkan berbagai hal tentang dunia menulis juga tekhnik menulis. Kamu juga
bisa bertemu dengan sesama penulis yang bagus untuk perbandingan. Memang saya
tidak ikut bergabung dalam komunitas menulis, bukan karena saya tidak mau, tapi
karena ada alasan tertentu hingga saya tidak bisa ikut.
Disini
saya akan membagikan ilmu menulis yang saya pelajari
entah lewat buku-buku yang saya baca, ataupun yang saya dengar dan pelajari
lewat media lain. Mudah-mudahan membawa manfaat bagi yang mempelajarinya.
Dengan satu tekad bila kita sudah mahir menulis, tulislah sesuatu yang bisa
membawa manfaat bagi orang banyak. Dan dengan niat tak semata-mata hanya
mendapatkan honor saja atau pengen terkenal. Tapi lebih luas dari itu, sebagai
media dakwah! Agar kita tak hanya mendapakan ganjaran di dunia, tapi pahala
yang berlipat-lipat di akhirat kelak.
Kiat-kiat untuk menunjang kemampuan menulis
1.Membaca
2.Menjadikan karya penulis beken sebagai latihan
3.Mulailah menulis sesuatu yang dekat dengan kita.
Misalnya tentang diri kita, tentang ibu kita, adik kakak kita, juga tentang hal
yang kita sukai atupun tidak.
4.Lewat buku harian dan korespondensi.
5.Mengirimkannya ke media massa atau penerbit, agar
tahu apakah tulisan kita diterima atau ditolak untuk proses belajar.
6.Bila ditolak jangan dulu patah semangat. Menulis
terus lalu kirimkan, begitu seterusnya.
Kiat yang
lainnya
1.Membuat kalimat pertama yang memikat dan paragraf
pembuka yang memaksa pembaca untuk meneruskan cerita
2.Perhatikan gerak cerita Anda. Apakah terlalu
cepat atau terlalu lambat.
Beri kesempatan kepada pembaca anda
untuk menarik nafas dalam membacanya.
3.Jangan menulis sambil mengedit. Pertama-tama
menuangkan isi pikiran. Baru tahap kedua mengeditnya. Jangan dilakukan
bersamaan.
4. Gunakan lebih dari satu indera untuk membuat
deskripsi anda lebih hidup di benak pembaca.
5. Berikan surprise mengejutkan di akhir cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar