Tata Krama dan Sopan Santun di Jejaring Sosial
Sama
halnya di dunia nyata, pergaulan di dunia maya pun harus mengedepankan sopan
santun dan tata krama. Khususnya jika kita bersosialisasi dengan orang lain di
jejaring sosial, misalnya seperti Facebook dan Twitter. Sopan santun dan tata
krama dalam hal apapun harus tetap diutamakan, seperti memasang status atau
tweet; chating; posting foto, link, note; taging; follow/add; dan
memilih profil picture. Tata krama dan sopan santun seperti halnya di kehidupan
sosial nyata, saya rasa, akan membuat aktivitas sosial di dunia maya akan
menjadi semakin nyaman karena adanya rasa saling hormat menghormati diantara
pengguna layanan jejaring sosial. Setiap pengguna layanan social media,
mempunyai hak dan privasinya dan layak untuk dihargai serta dihormati.
Data yang sangat menarik saya peroleh dari beberapa situs
berita online tentang berapa banyak pengguna kedua situs jejaring sosial itu di
Indonesia. Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna Facebook dan Twitter
terbesar di Asia, yakni dengan jumlah 47 juta jiwa atau lebih dari 1/4 dari 245
juta jiwa penduduk Indonesia. Indonesia adalah pengguna Facebook terbesar ke-2
di dunia dan pengguna terbesar ke-4 untuk Twitter. Tahun 2010 saja, pengguna
Facebook di Indonesia mencapai 26 juta, sedangkan pengguna Twitter lebih dari 6
juta. Masih pada tahun yang sama, pengguna Internet di Indonesia adalah sebesar
30 juta atau 12.3% dari total jumlah penduduk. Tahun 2011 dan awal tahun 2012
ini, saya yakin, angka tersebut akan terus tumbuh secara agresif karena tren
penggunaan kedua layanan social media itu di kalangan siswa dan
pekerja di Indonesia semakin terasa menjadi gaya hidup.
Tidak mengherankan jika sekarang ini, siswa SD sudah
mempunyai account Facebook dan Twitter. Adek teman saya, kelas 4 SD,
sudah aktif di jejaring sosial Facebook. Layaknya para orang dewasa
lainnya, dia pun sering 'curhat' kepada wall Facebook-nya.
Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di Facebook
dan Twitter, terutama di Indonesia, saya kira hal ini dapat menimbulkan
beberapa intrik-intrik bagi penggunanya jika tata krama dan sopan santun dalam
kehidupan nyata tidak atau belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari para penduduknya. Intrik-intrik ini misalnya
akan meyangkut masalah privasi, kenyamanan, penyalah gunaan account, dan
hacker.
Ibarat
kehidupan sosial yang sesungguhnya, setiap pengguna Facebook dan Twitter juga
harus menjunjung tinggi hal-hak pengguna lainnya. Apalagi dengan kenyataan
bahwa, kita sangat mudah untuk menambahkan (add atau follow)
orang lain yang belum tentu sudah kita kenal atau bahkan kita temui. Tentu saja
hal ini dapat membuat pengguna tertentu merasa privasi dan kenyamanannya
terganggu dalam beraktivitas di kedua jejaring sosial tersebut. Meskipun setiap
pengguna juga punya wewenang sendiri untuk meng-confirm atau fall
back pengguna lain.
Memang
tidak semua orang akan merasa demikian, karena banyak justru saya temui,
pengguna yang sangat senang dan bangga jika mempunyai jumlah teman atau
follower yang sangat banyak meskipun barangkali hanya sedikit yang benar-benar
kenal dan tahu. Misalnya saya, saya mengidentifikasi berapa banyak teman di
Facebook yang benar-benar saya tahu sebagai 'Close friend' adalah
sebanyak 156 dari 2.817 total teman saya. Berarti teman yang benar-benar saya
kenal baik adalah sebesar 5.54%. Sisanya (94. 46%) adalah teman yang saya
pernah tahu, kenal, dan bertemu. Bahkan di beberapa kasus, pengguna Facebook
atau Twitter malah belum pernah bertemu sama sekali, karena hanya mengandalkan
saran dari Facebook sebagai 'mutual friend'. Meskipun kita mempunyai
beberapa mutual friend dengan seseorang, belum bisa menjamin kita juga mengenal
orang tersebut.
Menurut
saya, mempunyai banyak teman di Facebook atau Twitter bahkan sampai ribuan
bukanlah sesuatu yang layak dibanggakan, apalagi dijadikan target atau
perlombaan sehingga kita jadi terkesan 'seenaknya' saja saat menambahkan orang
lain atau mem-follow orang lain sebagai teman kita. Apalah artinya banyak
teman, jika ternyata yang benar-benar kita tahu sangatlah sedikit. Apalah arti
banyak teman di Facebook dan Twitter jika ternyata mereka itu adalah orang yang
bahkan belum pernah kita temui.
Benar
sekali jika dengan beraktivitas di situs social media, kita bisa
menambah teman dan networking kita namun (sekali lagi) kita tetap perlu
menjunjung tinggi sopan santun dan tata krama dalam kehidupan sosial kita di
dunia maya. Dan, jangan pernah lupa apalagi diabaikan jika setiap orang
mempunyai haknya untuk dihormati dan dihargai, termasuk di kehidupan sosial via
Facebook dan Twitter. Dalam menjalin networking dan perluasan pertemanan kita
di jejaring sosial, kita juga perlu menggunakan noma-norma yang berlaku di
dunia nyata, meskipun sepertinya norma itu tidak tertulis di right and
policy jejaring sosial bersangkutan.
Saat
ingin berteman dan berkenalan dengan orang asing di dunia nyata, ada tata krama
atau sopan santunnya. Meskipun tidak tertulis, namun tata krama itu telah
menjadi budaya yang diterima oleh setiap orang dan dianggap sesuai dengan nilai
dasar manusia. Dimulai dengan menjabat tangan, memperkenalkan diri dengan
ramah, mengutarakan tujuan, bertukar indentitas, dan akhirnya
berbincang-bincang. Tata krama dan sopan santun seperti itu juga seharusnya
kita gunakan dalam kehidupan sosial kita di dunia maya. Kita perlu
memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan baik-baik kepada orang lain sebelum
kita mememinta mereka sebagai teman kita di Facebook atau Twitter. Bagaimana
jika ada orang yang tiba-tiba datang dan meminta kita menjadi teman padahal
kita belum tahu siapa dia, tujuannya apa, apalagi bahkan kita dan dia
belum pernah bertemu sama sekali? Sangat kasar model permohonan pertemanan yang
seperti itu, bukan?.
Ibarat
seperti saat kita ingin bertamu kedalam rumah orang lain. Tata kramanya dan
sopan santunnya, kita perlu terlebih dahulu mengetuk pintu, mengucapkan salam,
kemudian setelah dibukakan pintu kita perlu mengutarakan maksud kita kepada
empunya rumah, dan setelah dipersilakan masuk baru kita bisa masuk. Seperti itu
juga seharusnya model permohonan pertemanan yang baik di jejaring sosial.
Facebook misalnya, ia sudah menyediakan sarana message jika kita ingin
meng-add orang lain. If you know *someone's name, you can send him/her
a message. Kita bisa menggunakan sarana itu untuk memperkenalkan diri dan
mengutarakan maksud tujuan kita. Namun, seringnya, tata krama dan sopan santun
ini tidak diindahkan sama sekali orang kebanyakan penduduk Facebook.
Dengan
melakukan hal seperti itu, bisa saja membuat orang lain tidak nyaman, karena
tiba-tiba ada yang ingin menjadi teman tanpa memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Tiba-tiba ada yang masuk halaman rumahnya tanpa ijin terlebih dahulu.
Tentu saja, hal seperti itu, bagi kebanyakan orang (mungkin tidak semuanya)
akan sangat mengganggu. Kita harus menyadari bahwa ada hak dan privasi orang
lain yang perlu kita hormati. Kita tidak bisa seenaknya saja masuk kerumah
orang tanpa permisi terlebih dahulu, kecuali memang orang tersebut
memperbolehkan siapa saja masuk kerumahnya tanpa harus permisi.
Jika
kita memang sudah mengenal orang yang ingin kita tambahkan sebagai teman di
Facebook atau Twitter, tentu saja tata krama dan sopan santun perkenalan
seperti di dunia nyata tidak terlalu perlu dilakukan.
Bagi
saya, kehidupan sosial via Facebook dan Twitter akan jauh lebih nyaman jika
kita tetap menggunakan norma, tata krama, dan sopan santun kehidupan sosial
layaknya di kehidupan nyata apapun aktivitas yang dapat kita lakukan via kedua
jejaring sosial itu. Dengan demikian, akan terjalin hubungan yang saling
menghargai dan hormat-menghormati antara sesama pengguna jejaring sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar